Judul : Matahari
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustama Utama
Tebal Buku : 400 hlm
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : 2016
ISBN: 978-602-03-3211-6
Sinopsis :
Namanya Ali, 15 tahun, kelas X. Jika saja orangtuanya mengizinkan, seharusnya dia sudah duduk di tingkat akhir ilmu fisika program doktor di universitas ternama. Ali tidak menyukai sekolahnya, guru-gurunya, teman-teman sekelasnya. Semua membosankan baginya.
Tapi sejak dia mengetahui ada yang aneh pada diriku dan Seli, teman sekelasnya, hidupnya yang membosankan berubah seru. Aku bisa menghilang, dan Seli bisa mengeluarkan petir.
Ali sendiri punya rahasia kecil. Dia bisa berubah menjadi beruang raksasa. Kami bertiga kemudian bertualang ke tempat-tempat menakjubkan.
Namanya Ali. Dia tahu sejak dulu dunia ini tidak sesederhana yang dilihat orang. Dan di atas segalanya, dia akhirnya tahu persahabatan adalah hal yang paling utama.
Resensi :
Novel Matahari adalah buku ketiga dari serial "Bumi" karya Tere Liye. Menilik kesuksesan novel-novel sebelumnya, Bumi dan Bulan, kesuksesan Matahari sendiri pun tak patut diragukan. Matahari menjadi yang tak kalah laris dari dua novel pendahulunya. Hal ini tentu ada penyebabnya, mulai dari isinya yang sangat seru sampai covernya yang menarik.
Setelah petualangan di Klan Bulan pada Novel "Bumi" dan petulangan di Klan Matahari pada Novel "Bulan", kini di Klan Bintang, Raib cs kembali berpetualang. Petualangan di Klan Bintang ini diawali oleh " ke-kepo-an" Ali terhadap Klan Bintang. Dibekali dengan "sesuatu" pemberian Av yang ternyata tabung perak berisikan soft copy miliaran buku perpustakaan Klan Bulan, Ali, si jenius yang dari awal sudah tahu jika dunia memang tidak sesederhana seperti yang orang lain lihat, menciptakan alat transportasi keren dan super canggih dengan gabungan teknologi Klan Bulan dan Klan Matahari. Ali, Raib dan Seli menggunakan alat transportasi itu untuk "liburan" di Klan Bintang, tentunya setelah persiapan yang matang sekaligus rumit. Seperti biasanya, Tere Liye juga mengemas "liburan" kali ini dengan bahasa khasnya yang mampu membuat ceritanya semakin seru. Serta bukan Bang Tere jika kita tidak bisa menyerap ilmu dari karnyanya. Matahari diisi beberapa ilmu olehnya, salah satunya yaitu: “Lapisan – lapisan bumi secara sederhana dibagi menjadi tiga. Paling atas disebut dengan lithosphere atau crust ....” , “Lapisan kedua disebut mantle....” , “Lapisan ketiga atau terakhir disebut inti bumi, yang dibagi menjadi dua, outer core dan inti core...( hal. 124 – 125). Selain itu, Matahari juga sarat akan quotes Tere Liye. Covernya pun menarik dan juga menggambarkan isi ceritanya. Bahan kertasnya pun berkualitas.
Namun, seperti kata pepatah "Tak ada gading yang tak retak", Matahari juga memiliki kekurangan. Diantaranya kesalahan ketik, misalnya pada hal 356 : “Seandinya pun gagal, aku akan terus berusaha, lagi, lagi, dan lagi.” Sepertinya hanya itu, susah mencari minusnya novel yang nyaris sempurna ini.
Buku ini cocok untuk dibaca siapa saja. Rugi jika tak baca buku ini. Dimana lagi sih kita bisa baca buku seru yang bisa buat refreshing, sarat akan ilmu, penuh quotes dan bikin kita tenggelam dalam ceritanya? Juga buat kamu yang pengen jadi penulis, "Kita harus membaca satu buku yang bagus untuk membuat satu paragraf yang bagus." So, tunggu apa lagi baca Matahari! Tapi tunggu, ada yang ganjil tidak sih di serial "Bumi" ini? Bumi menceritakan "liburan" di Klan Bulan, Bulan menceritakan "liburan" di Klan Matahari, dan Matahari menceritakan "liburan" di Klan Bintang. Nah, kalau Bintang bakal menceritakan liburan dimana ya? Jadi tidak sabar menunggu, nunggu Novel Bintang terbit lebih lama daripada menunggu bintang jatuh ya.
My favorit quote from this book :
“Hidup ini adalah petualangan, Ali. Semua orang memiliki petualangannya masing-masing, maka jadilah seorang petualang yang melakukan hal terbaik." (hal.362).
Minggu, 30 Oktober 2016
Kamis, 19 Februari 2015
My First "Cerpen" in This Blog ^^
Annyeongg~ Kali ini gua mau minta saran judul buat ni cerpen. Kasian noh gapunya judul. Ini cerpen gua sendiri yang mbuat, jadi maklumin aja kalo gaje ye~ Sekali lagi, gua minta sarannye ye~
Ini tugas jurnalistik xD Buat Mading bulan Maret tema perjuangan. Jadi ini cerpen tema perjuangan :v
“Aku sangat ingin bersekolah. Ya,
sekolah. Tempat dimana kau akan duduk di kursi yang menghadap ke papan tulis
dengan meja di depanmu sambil memperhatikan seseorang yang selalu memberimu
tugas. Seseorang itu adalah dia yang sering kau sebut sebagai guru. Lalu
menunggu bel berbunyi sehingga kau bisa pergi ke kantin untuk makan ataupun
untuk bisa pulang ke rumah. Juga tempat untuk mendapat teman. Kau bisa bertemu
dengan teman yang baik padamu bahkan sangat baik atau malah yang sebaliknya.”
Aku adalah seorang pemulung. Aku tinggal
di bawah jembatan bersama ratusan ton tumpukan sampah. Percayalah! Udara di
sini sungguh menyesakkan. Ayah dan ibuku juga sama sepertiku, mereka juga
seorang pemulung. Setiap hari aku selalu bersama dengan sahabatku, Marko. Yang
kami lakukan sehari-hari hanyalah mengumpulkan sesuatu yang bisa menghasilkan
uang bagi kami. Atau ke tempat favorit kami, di sebuah pohon mangga dengan
sebuah ayunan menggantung padanya.
Ketika itu kami sedang mengumpulkan
barang-barang yang bagiku sangat berharga namun tidak untukmu. Barang itulah
yang namanya sampah. Kami berkeliaran agak jauh dari biasanya. Di seberang dari
lingkungan kumuh tempat tinggalku, aku melihat sebuah bangunan yang biasa
mereka sebut dengan sekolah. Karena penasaran, aku pun mengintip dari jendela
salah satu ruangan yang biasa disebut ruang kelas dengan berpijak kursi panjang.
Disana ada seseorang yang sedang menulis di papan triplek berwarna putih yang
bernama papan tulis sedangkan yang lain sibuk dengan buku yang ada di depan mereka.
Di sampingku ada sebuah buku dan sebatang pulpen. Kutulis apa yang tertera di
papan tulis itu, tulisanku jelek memang tapi tak apa.
“Adna, apa yang kau lakukan? Kau menulis?” tanya Marko
dengan menatap barang yang ada di tanganku.
“Ya.” Jawabku singkat. Sangat singkat. Tiba-tiba
terdengar bunyi bel istirahat. Marko segera menarik tanganku untuk bersembunyi.
Setelah itu Marko mengajakku untuk pulang.
“Aku ingin bersekolah.” Gumamku saat perjalanan
pulang.
“Apa katamu?” tanya Marko yang mendengar gumamanku
tadi.
“Aku sangat ingin bersekolah.” Jawabku tegas ibarat
mengucapkan janji.
“Tapi bagamaina caranya, Adna?” tanya Marko
menyadarkanku. Marko benar, bagaimana caranya aku bersekolah?
“Emn.. Mungkin aku akan bekerja sambilan. Aku bisa
bekerja menjadi tukang cat atau sebagai tukang antar barang? Marko, maukah kau membantuku
mencarikanku lowongan pekerjaan?”
“Baiklah.” Jawab Marko spontan. Marko memang
benar-benar sahabatku.
*~*
Bunyi gemericik air terdengar di
telingaku. Sekarang bekerja sebagai tukang cuci piring di warteg yang tak jauh
dari sekolah yang setiap hari ku datangi untuk ku intip seperti pertama kali.
Sudah satu bulan dari saat pertama aku mengucapkan aku ingin bersekolah. Dari
satu bulan itu aku sudah merasakan rasanya menjalani berbagai macam pekerjaan
diantaranya menjadi tukang cuci piring, tukang cat, tukang antar barang. Memang
sangat berat untuk anak 10 tahun sepertiku. Orang tuaku juga sudah memberiku
izin untuk bersekolah, mereka juga ikut membantuku mengumpulkan uang.
Lima bulan kemudian, tahun ajaran baru
akan dimulai. Kurasa uangku sudah cukup untuk membayar SPP selama beberapa
bulan. Aku mencari sekolah dengan SPP termurah yang tak cukup jauh dari
lingkungan tempat tinggalku. Setelah beberapa waktu mencari, akhirnya aku
menemukannya, SD Nusa Bakti. Dengan ditemani Marko aku mendaftar di SD itu. Aku
sudah memulai sekolahku pada tahun ajaran baru yang akan dimulai dua minggu
lagi. Tiga puluh persen uangku sudah aku gunakan untuk membayar pendaftaran dan
membeli berbagai perabotan seperti seragam, tas, sepatu, alat tulis, dan
lain-lain.
“Ketika kau sudah mendapat teman. Jangan lupakan aku
ya, Ad.” Gumam Marko kepadaku dengan pandangan kosong ke arahku.
“Haha.. Bagaimana bisa aku melupakanmu Marko? Kau
adalah sahabatku. Percayalah! Aku tak akan bisa melupakanmu.” Jawabku sambil
tersenyum.
Dua
minggu itu pun sudah berlalu. Hari ini aku harus sudah masuk sekolah. Dengan
sepedaku yang sudah tua dan berkarat itu, aku berangkat ke sekolah baruku. Oh
ya! Aku duduk di kelas 4. Ketika memasuki ruang kelas ada sebagian anak yang
menatapku jijik karena bauku. Tetapi ada pula yang mentapku dengan pandangan
bersahabat.
“Hai..” seseorang menyapaku.
“Hai juga.” Balasku kaku. Naluriku berkata bahwa dia
adalah anak yang baik.
“Siapa namamu?” tanyanya ramah.
“Namaku Adna Cahyani. Lalu, siapa namamu?” aku balas
bertanya. Nada bicara kami sudah mulai akrab.
“Namaku Erika Amore. Salam kenal Adna. Kau boleh duduk
di sebelahku.” Tawarnya ramah.
Bel
masuk pun berbunyi. Seorang ibu guru pun masuk dan menyuruhku memperkenalkan
diri. Ketika aku memperkenalkan diri berbagai respond aku dapatkan.
Setelah itu aku duduk kembali ke bangkuku dan mengikuti pembelajaran.
Beberapa saat kemudian, bel istirahat
berbunyi. Aku dan Erika pergi ke kantin.
“Hei kamu. Dasar bau! Kenapa pake sekolah disini?”
bentak Talitha menancap tepat di telingaku.”
“Hehh.. Emang kenapa kalau Adna sekolah disini? Emang
ini sekolah punya kakek lu?!” Andin membelaku.
“Sudahlah. Jangan ribut-ribut!” Erika melerai. Sejak
saat itu Talitha dan teman-temannya selalu menggangguku.
Anehnya, aku bisa mengikuti pelajaran
dengan sangat baik. Mengejutkan memang. Aku yang sebelumnya tidak mengikuti
pembelajaran di kelas 1,2 dan 3 ini bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Aku
juga mengikuti giat lomba-lomba. Kemarin aku baru saja terpilih untuk mewakili
olimpiade matematika karena berhasil lulus test dan mengalahkan si juara
sekolah.
*~*
“Ad, kapan punya waktu untukku? Setiap
hari selalu sibuk dengan penelitian-penelitian di laboratoriummu itu!” cibir
Marko lewat telepon.
“Ya maaf, Mar. Besok aku akan luangkan waktu untukmu.”
Jawabku sambil tersenyum. Belum selesai aku berbicara dengan Marko, ada
panggilan dari Erika.
“Ya sudah. Kita lanjutkan lain waktu ya, Mar. Ada
telepon dari Erika nih.” Kuangkat telepon dari Erika.
“ADNAAA...
AKHIRNYA NOVELKU AKAN TERBIT BULAN DEPAN. Kau bisa datang saat launching novel
ku kan? Ayolah ini launching novel pertamaku. Luangkanlah waktu untukku dari
penelitian-penlitianmu itu!” rengek Erika dari telepon.
“Baiklah akan kuluangkan waktu untukmu, sahabatku”
jawabku sambil tersenyum. Aku tahu Erika tak dapat melihat senyumku. Aku juga
yakin Erika juga tersenyum di seberang sana.
-THE END-
Senin, 16 Februari 2015
Just Some Fact About Me!
Hello guys! Ucapin "Welcome to Blogger" buat gue sinih! Kalo kagak mau yesungdahlah T_T Gua udah terbiasa dengan segala macam bentuk ketidakpedulian dari berbagai jenis orang. Awalnya alasan gua mbikin blog cuma buat untuk guna mengisi kolom nilai untuk tugas sekolah doang *ketawa nyengir* tapi akhirnya gua tertarik untuk jadi anak blog *elah, padahal elu kan baru ngepost satu postingan :| *. Ahh gua udah tau apa yang ada di pikiran lu saat mbaca postingan pertama gue ini. Pasti lu berpikir kalo gua alay kan? Iya gua emang alay :'v super duper sangat alay maksimal banget sekaleh malah, sampe-sampe gua sendiri sering jijik sama diri gua sendiri *duh, bayangin tjoba betapa alaynya gua*. Oke sesuai judul postingan ini, gua mau mbocorin sedikit tentang gua. Ga ada satupun orang di dunia yang bener-bener tau tentang gua termasuk nyokap gua sendiri *cuma menurut opini gua sendiri sih ._. *. Nah kembali ke topik awal. Pokoknya yang jelas gua itu perempuan, rambut gua pendek *waktu gua nulis postingan ini*, ga pinter amat tapi juga ga bodoh-bodoh amat, ga tinggi juga ga pendek, ga cantik yang bilang gua cantik palingan cuma buat njaga perasaan gua aja ato malah dia perlu ke dokter mata :/. Waktu nulis ni postingan gua masih duduk di bangku SMP. SMP gue dikenal dengan nama Negsago, gimana? Keren kan B) Dan gua sekelas sama orang-orang yang idiot sakit idiotnya gua sampe bingung kenapa orang-orang itu bisa idup. Kelas gua dinamai Exacco bro! Super keren kan 😎. Gua ikut ekskul Jurnalistik sama Karate, tapi gua udah keluar dari Karate, capek sih -..- Suerr dah. Walaupun gua udah ikut Karate dari kelas 3 SD tapi guenya ga niat haha 😂. Gua adalah seorang Kpopers tepatnya ELF. Tapi itu bingung kenapa temen-temen gua itu ga suka kalo gua jadi kpopers. Mereka mah malah sering ngejadiin gua sebagai bahan bullyan mereka gara-gara gua seorang kpopers 😒. Gua itu multibias, tapi gua ga multifandom kok *lhoh? Bukannya elu ELF, 4Nia sama inspirit, Del?*. Ultimate bias gua HyukZhou. Gua itu seorang muslim yang taat *Ciee boong ciee*. Kalo cita-cita gua mah jangan ditanya, gua juga masih bingung masalahnya 😂. Yang jelas salah satu cita-cita gua yang ter-absurd itu adalah punya temen atheis yang rajin beribadah XD. Kalo soal hobi mah gua rajin gonta-ganti hobi. Sahabat? Gua masih bingung apa itu sahabat, jadi jgn nyinggung2 gua tentang sahabat. Oke, rasanya sudah cukup, gua udah capek ngetiknya soalnya ini juga udah malem, haha *gananya*. Byee Chagii :* Jangan kapok mampir kesini yaa~ Makasih udah kober mbaca ni postingan, Jangan lupa Add: FB= Della Sagita Dewi, Path: Della Sagita Dewi sama Follow: Twitter= @DellaSagitaDewi, IG= @dellasagitadewi
Langganan:
Postingan (Atom)